Jenis Fermentasi Pakan Ternak Kambing
Salah satu permasalahan dalam pengembangan ternak Kambing dan domba adalah ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau.Karena itu, perlu suatu trobosan dalam mengatasi masalah pakan ternak.Salah satu upaya trobosan tersebut adalah dengan menggunakan teknologi fermentasi pakan tenak kambing. Dengan fermentasi, kita dapat memanfaatkan hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan masih mudah didapat dalam jumlah banyak di sekitar kita.
Di samping itu, Pakan hijau yang melimpah saat musim penghujan bisa difermentasi sebagai persediaan pakan, terutama jika pakan hijau berkurang di musim kemarau.
Keunggulan dan Keuntungan Pakan Fermentasi Pakan Ternak Kambing
- Memberikan pakan fermentasi kepada ternak mempunyai banyak keuntungan, yaitu:
- Meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepat
- Memperbaiki proses pencernakanLebih kebal terhadap penyakit
- Meningkatkan produksi susuMenjadikan susu dan daging kambing menjadi tidak prengus
- Mengurangi bau kotoran dan air kencing Kotoran menjadi lebih sedikit karena pakan menjadi tercerna dengan baik
Penggunaan hijauan fermentasi juga dapat menghilangkan efek buruk yang sering menyertai pemberian hijauan segar. Contohnya, rumput yang terlalu muda atau yang basah terkena air hujan sering membuat kambing mencret. Kambing sering kembung jika memakan legum muda atau jenis tertentu. Tak kalah penting, beberapa peternak membuktikan kasus cacingan menurun semenjak menggunakan pakan fermentasi.
Fermentasi Jerami Sistem Silo
Bahan dan Ukuran :
- 1000 Kg : jerami padi atau jerami jagung atau jerami kedelai (titen Jawa)
- 20-25 Lt : tetes bila tidak ada dapat diganti gula
- 6-7 Lt : STARBIO, bila di daerah belum ada dapat diganti dengan EM4.
- 5-6 Kg : Urea untuk menambah kandungan protein makanan
- 250-300 Lt. : Air untuk melarutkan starbiodan tetes/15Lt untuk jerami basah
Peralatan :
- Silo tempat untuk fermentasi dapat berupa tembok semen, bis semen, drum sesuai kemampuan dan jumlah ternak
- Mesin pencacah rumput atau sejenisnya
- Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung plastik
Cara Membuat :
- Sediakan silo dari bis beton disusun dua atau tiga, bila memakai drum bagian dalam supaya dicat agar tidak berkarat.
- Jerami kering atau bahan-bahan kering yang telah ada dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 25 cm sejumlah isi silo yang ada.
- Larutkan tetes dan urea serta Satarbio dengan air menjadi satu sesuai perbandingan bahan-bahan di atas.Siapkan terpal plastik untuk alas menjcampur antara jerami dengan campuran tets starbio dan air.
- Jerami yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan starbio sesuai perbandingan di atas sampai merata dan jerami kelihatan basah.
- Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami dimasukkan ke dalam silo sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat.
- Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul.Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari silo supaya ditutup kembali dengan rapat.
- Penempatan silo supaya terhindar dari genangan air, terhindar dariterik matahari dan air hujan tidak boleh masuk ke dalam silo.
Cara memberikan :
- Pemberian diberikan dua kali pagi dan sore dengan ukuran: boot kambing x 3% pakan kering (jerami yang telah difermentasi).
- Ditambah makan tambahan berupa katul yang baik (kualitas I) sebanyak 0,5 kg/ekor
Keterangan :
- Apabila waktu petama kali tenak diberi pakan tersebut tidak langsung mau supaya dilatih sedikit demi sedikit sampai mau makan dengan lahap
- Agar ternak cepat gemuk perlu diberi makan lain yang kadar proteinnya tinggi seperti pemberian katul konsentrat.
- Air minum supaya tetap tersedia (jangan sampai telat)
Fermentasi Jerami Sistem Terbuka
Masalah pakan ternak memang menjadi pertimbangan utama jika ingin usaha di bidang peternakan. Ketersediaan pakan sepanjang tahun merupakan persyaratan mutlak bagi kelangsungan usaha peternakan. Biaya untuk menyediakan pakan ini menempati porsi terbesar dalam biaya produksi, mencapai 60-80%.Besarnya biaya tersebut ditentukan oleh jenis dan bangsa ternak yang dikembangkan.
Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, domba, dan kambing merupakan ternak herbivora yang memiliki sistem pencernaan yang berbeda dengan ternak nonruminansia (unggas dan babi). Sistem pencernaan ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan berserat tinggi.
Oleh karena itu, ternak ruminansia dapat mengkonsumsi pakan hijauan dalam jumlah yang banyak, seperti vegetasi alami, hijauan introduksi, dan produk samping pertanian. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki produk samping pertanian yang cukup banyak dan tersedia sepanjang tahun.
Namun, pemanfatan produk samping pertanian tersebut untuk bahan pakan ternak ruminansia belum optimal. Penyebabnya adalah kurang disukai ternak dan kualitas gizinya rendah, sementara pakan hijauan lain masih banyak tersedia terutama dari vegetasi alami.
Namun demikian pada musim kemarau, ketersediaan vegetasi alami makin berkurang sehingga perlu diupayakan pemanfaatan sumber pakan lain seperti produk samping pertanian. Jerami padi merupakan salah satu produk samping pertanian yang tersedia cukup melimpah.
Namun, jerami padi tergolong bahan pakan yang berkualitas rendah, karena kandungan protein kasarnya rendah sementara kandungan serat kasarnya tinggi. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas jerami padi agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan secara optimal, terutama untuk ternak ruminansia.
Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor telah berhasil meningkatkan nilai gizi jerami dengan cara yang sederhana, yaitu fermentasi dan amoniasi.
Baca Juga : Cara Membuat Tapung Gaplek Sendiri Dirumah
Proses Pembuatan Jerami Padi Fermentasi
Fermentasi dan amoniasi jerami dimaksudkan agar kualitas biomassa/ jerami padi meningkat dan dapat disimpan lebih lama. Pembuatan jerami padi fermentasi dilakukan secara terbuka selama lebih kurang 21 hari. Proses fermentasi dilakukan di bawah naungan agar terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
Proses fermentasi dilakukan dua tahap, yaitu tahap fermentasi serta tahap pengeringan dan penyimpanan. Agar proses fermentasi berlangsung dengan baik perlu ditambahkan urea, sedangkan untuk membantu memecahkan komponen serat yang terdapat dalam jerami dapat ditambahkan probion (salah satu produk Balitnak).
Setiap 1 ton jerami segar memerlukan urea dan probion masing-masing 2,5 kg. Jerami padi yang baru dipanen (mengandung air 60%) dikumpulkan pada suatu tempat yang telah disediakan. Jerami ditimbun setinggi ±20 cm, selanjutnya ditaburi urea dan probion, ditumpuk lagi sampai tinggi tumpukan sekitar 3 m. Tumpukan jerami dibiarkan selama 21 hari agar proses fermentasi berlangsung dengan baik.
Setelah melewati tahap fermentasi, jerami dikeringkan di bawah sinar matahari atau dianginkan pada tempat yang terbuka. Jerami padi fermentasi yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan dasar pengganti rumput untuk sapi, kerbau, kambing dan domba. Sisanya disimpan pada tempat yang terlindung.
Jerami kering ini dapat disimpan hingga 3 bulan. Proses pembuatan jerami padi fermentasi cukup sederhana, mudah dan murah sehingga dapat diaplikasikan di tingkat petani-ternak di pedesaan.
Nilai Gizi dan Pemanfaatannya
Jerami padi yang telah difermentasi memiliki penampakan warna kecoklat-coklatan dan tekstur lebih lunak. Kandungan zat gizinya juga lebih tinggi dibanding jerami tanpa fermentasi, serta lebih disukai ternak. Berdasarkan hasil penelitian,jerami padi fermentasi memiliki nilai gizi hampir sebanding dengan rumput gajah.
Pemeliharaan sapi perah dengan memanfaatkan jerami padi fermentasi dan dedak padi sebagai pakan memberikan keuntungan sekitar Rp11.000/ekor/hari dari penjualan susunya saja.
Dengan teknologi ini, seekor sapi perah yang memproduksi susu 8-10 liter/hari hanya memerlukan biaya pakan senilai penjualan 3 liter susu. Pemanfaatan jerami padi fermentasi sebagai ransum dasar untuk sapi potong telah banyak diaplikasikan dan cukup menjanjikan.
Pakan Komplit dengan hijauan
Selain penerapan fermentasi bahan utama pakan hijauan, saat ini sudah berkembang pembuatan pakan komplit untuk kambing dan domba.
Teknologi ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan bahan pakan ternak yang biasanya berkualitas rendah (kurang protein dan energi) serta kurang ramah lidah.Jerami padi, tongkol jagung, tebon jagung (batang dan daun jagung sisa panen), jerami kacang tanah, kulit buah, bungkil kelapa dan ampasnya merupakan beberapa bahan pakan yang dapat digunakan sebagai sumber pakan berkualitas bagi ternak kambing dan domba.
Peternak kambing yang sudah menerapkan teknologi pakan fermentasi, sebaiknya sekalian menggunakan pakan komplit fermentasi, atau menurut istilah kerennya ‘burger pakan’. Pembuatan burger pakan cukup dengan 3 – 7 hari pemeraman dalam wadah tertutup rapat. Pakan komplit fermentasi yamg bagus berbau harum bercampur asam, warna segar tidak jauh berubah dengan warna saat diracik, tidak berjamur, dan pH 3,5 – 4,0.
Cukup Sudah penjelasan tentang Jenis fermentasi pakan ternak kambing yang saya jelaskan. Semoga bisa membantu anda semua.
Terima Kasih.