Demikianlah artikel tentang cara menanam padi hibrida. Semoga bisa membantu pertanian anda. Jika anda ingin mengetahui tentang proses menanam padi anda bisa kunjungi website proses menanam padi. Selamat bercocok tanam!. Sekian dan terima kasih.
Cara menanam padi hibrida– Padi merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Mengingat beras menjadi salah satu makanan pokok di negara Indonesia ini. Beras ini kemudian dapat diubah menjadi nasi.
Bagi setiap orang, menanam padi menjadi salah satu keahlian yang dimiliki orang Indonesia. Untuk yang belum bisa menanam tentu ingin mengetahui cara tanam padi hibrida.
Cara Menanam Padi Hibrida- Penyiapan Lahan
Pada prinsipnya lahan untuk menanam padi hibrida sama seperti penyiapan lahan untuk budidaya padi biasa (inhibrida). Tanah diolah secara sempurna yaitu dibajak ke-I dibiarkan selama 7 hari dalam keadaan macak-macak. Kemudian dibajak yang ke-II digaru supaya melumpurkan dan meratakan tanah. Untuk menekan pertumbuhan gulma, lahan yang sudah diratakan disemprot dengan herbisida pra tumbuh dan dibiarkan selama 7 sampai 10 hari atau sesuai dengan anjuran.
Persemaian
Tanah diratakan, dicangkul atau dibajak, dibiarkan dalam kondisi macak-macak selama minimal 7 hari supaya gabah yang ada dalam tanah tumbuh. Selanjutnya olah tanah kedua sambil membersihkan lahan dari tanaman padi yang tumbuh liar dan gulma.
Buat bedengan dengan tinggi sekitar 5 hingga 10 cm, lebar sekitar 110 cm dan panjang disesuaikan dengan petak kebutuhan. Pupuk persemaian menggunakan Urea, SP36 dan KCL masing – masing sebanyak 5 gr/m persegi atau 1 kg benih per 20 meter persegi lahan. Kebutuhan benih untuk 1 hektar area pertanaman yaitu 10 hingga 20 kg.
Penamaan
Penanaman dilakukan pada saat bibit berusia 10 hingga 15 hari. Jarak tanam sekitar 20 x 20 cm, satu tanaman setiap rumpun. Populasi bibit di persemaian lebih jarang daripada yang dapat dipraktekan petani, sehingga pada usia 21 hari bibit sudah memiliki anakan.
Cara Menanam Padi Hibrida- Pemupukan
Pemupukan padi hibrida sebaiknya dilakukan selama tiga kali. Untuk tahap pertama, pemupukan dilakukan saat padi berusia 3 sampai 6 HST. Selanjutnya, pemupukan kedua dilanjutkan saat padi berusia 21 sampai 28 HST. Terakhir, pemupukan bisa dilakukan saat usia padi mencapai 40 sampai 45 HST. Untuk pupuk yang dapat anda gunakan yaitu Urea, KCL, maupun SP36 dan gunakanlah sesuai dengan kebutuhan.
Pemeliharaan Tanaman
- Penyiangan dilakukan secara intensif supaya tanaman tidak terganggu gulma, yang dilakukan paling sedikit 2 kali yaitu menjelang pemupukan ke 2 dan pemupukan ke 3.
- Padi hibrida yang ada pada saat ini peka terhadap penyakit seperti tungro dan hama wereng coklat. Maka padi hibrida yang dikembangkan di daerah endemis hama dan penyakit sangat perlu diterapkan PHT dengan monitoring keberadaan tungro dan kepadatan populasi wereng secara intensif. Awasi juga serangan tikus sejak dini dan monitoring penerbangan ngengat penggerek batang.
- Penggunaan pestisida harus secukupnya saja.
Panen dan Pasca Panen
Pada prinsipnya secara panen dan pasca panen padi hibrida tidak jauh beda dengan padi biasa (inhibrida). Penentuan waktu panen sangat berpengaruh terhadap kualitas gabah. Tanaman padi yang dipanen muda juga digiling agar menghasilkan banyak beras pecah. Ciri-ciri tanaman padi yang siap untuk dipanen yaitu :
- 95 % butir-butir padi dan daun bendera sudah mulai menguning.
- Tangkai menunduk karena serat menanggung butir-butir padi yang beratnya sudah bertambah.
- Butir padi jika ditekan terasa keras dan berisi.
Peralatan panen bisa digunakan sabit bergerigi atau reaper dan dilaksanakan secara beregu. Hasil panen dimasukan kedalam karung berkutnya dirontokkan menggunakan pedal thresher atau power thresher. Keterlambatan perontokan dan pengeringan bisa mengakibatkan butir kuning.
Selama perontokan silahkan memakai alas dari anyaman bambu, tikar plastik, sehingga gabah hasil perontokan mudah dikumpul kembali. Gabah setelah dirontok silahkan dibersihkan dari kotoran gabah hampa dan benda asing lainnya. Pembersihan gabah akan mempertinggi efisiensi pengolahan hasil, mempertinggi daya simpan dan harga jual per satuan berat.
Pengeringan agar menggunakan lantai jemur, bila tidak ada panas matahari dapat menggunakan dryer. kematangan gabah dan alat penggilingan sangat menentukan rendemen, tingkat kehilangan hasil dan mutu beras. Usia tanaman yang belum optimal dan tidak seragam dapat menurunkan mutu berat dan rendemennya.